Selasa, 26 November 2013

Istano Basa Pagaruyung (Kerajaan Pagaruyung, Batusangkar Tanah Datar Sumbar)

 Sejarah kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat, tanggal berdiri, bahasa - kerajaan Pagaruyung pada awalnya merupakan sebuah kerajaan yang bercorak Budha, Dengan masuknya Islam ke Indonesia, termasuk pulau Sumatera, maka dengan cepat islam menyebar di kerajaan Pagaruyung, sehingga yang kerajaan ini awal berdirinya merupakan kerajaan bercorak Budha, maka berubah menjadi kerajaan yang masyarakatnya memeluk agama Islam.

 
Sejarah tanggal berdiri, Bahasa dan lokasi kerajaan Pagaruyung
Kerajaan Pagaruyung ini didirikan sekitar tahun 1347, dan lokasi kerajaan ini berada di pulau Sumatera, tepatnya di sumatera bagian barat. Seperti dijelaskan sebelumnya kerajaan Pagaruyung ini pada awalnya diidrikan dalam keadaan masyarakatnya memeluk agama budha. Adapun bahasa yang digunakan oleh masyarakat kerajaan Pagaruyung ini yaitu bahasa minang, melayu dan juga bahasa Sansekerta.
 
Karena kerajaan Pagaruyung ini masyarakatnya juga menggunakan bahasa melayu, maka kerajaan ini disebut juga dengan kerajaan melayu. Kerajaan Pagaruyung ini pada masanya meliputi daerah provinsi sumatera barat dan daerah-daerah sekitarnya. Adapun munculnya / asal mula nama kerajaan Pagaruyun ini tidak ada bukti sejarah yang kuat yang menyebutkan tentang asal mula nama kerajaan Pagaruyun ini.

Dan juga informasi sejarah tentang yang mendirikan kerajaan Pagaruyun ini juga belum ditemukan, sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti siapa yang pertama kali mendirikan kerajaan Pagaruyun ini, ada beberapa penemuan tentang kerajaan Pagaruyun ini, seperti salah satunya prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman, sehingga dapat dipastikan bahwa Adityawarman pernah memimpin kerajaan ini.
Tetapi tidak dapat dipastikan bahwa Adityawarman yang mendirikan kerajaan Adityawarman.  Disebutkan juga bahwa pada tahun 1347 Adityawarman pernah memproklamirkan dirinya menjadi raja di Malayapura. Adityawarman merupakan putra dari Adwayawarman dan Dara Jingga, adapun Dara Jingga merupakan seorang putri raja dari kerajaan Dharmasraya.

Ia sebelumnya bersama-sama Mahapatih Gajah Mada berperang menaklukkan Bali dan Palembang, pada masa pemerintahannya kemungkinan Adityawarman memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah pedalaman Minangkabau.

Pada prasasti Suruaso disebutkan bahwa Adityawarman pernah melakukan pembangunan selokan (pengairan)untuk mengairi taman Nandana Sri Surawasa, yang merupakan daerah kaya akan tanaman padi. Taman tersebut awalnya dibuat oleh pamannya sendiri, yaitu Akarendrawarman, yang Akarendrawarman merupakan raja sebelumnya.

Adapun masa berakhir (runtuhnya) kerajaan Pagaruyung ini dimulai ketika kaum adat menandatangani pernyataan bahwa daerah kerajaaan Pagaruyung merupakan daerah yang berada pada pengawasan dan kekuasaan Belanda.

Sebelumnya kerajaan Pagaruyung ini pernah bergabung dengan kerajaan Malayapura, sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Adityawarman (sebagaimana yang terdapat pada Prasasti Amoghapasa ). Kerajaan yang berkuasa di Suwarnabhumi, dan termasuk juga di dalamnya adalah daerah yang sebelumnya pernah dikuasai oleh kerajaan kerajaan Dharmasraya, dan beberapa kerajaan lainnya yang pernah ditaklukan oleh raja Adityawarman.

Demikian pembahasan awal kita tentang Kerajaan sejarah kerajaan Pagaruyung, semoga dapat bermanfaat.

sumber : http://mari-mengetahui-sejarah.blogspot.com/2013/08/kerajaan-pagaruyung-di-sumatera-barat.html

Senin, 25 November 2013

Danau Singkarak


Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yaitu kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar.

Danau ini memiliki luas 107,8 km² dan merupakan danau terluas ke-2 di pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Namun sebahagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak[1] di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman



Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl). Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter. Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan.







Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan spesies ikan yang diperkirakan hanya hidup di danau ini[2], dan menjadi salah satu makanan khas. Penelitian para ahli mengungkapkan 19 spesies ikan perairan air tawar hidup di habitat Danau Singkarak, Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), dengan ketersediaan bahan makanannya yang terbatas.

Dari 19 spesies itu, tiga spesies di antaranya memiliki populasi kepadatan tinggi, yakni ikan Bilih/Biko (Mystacoleusus padangensis Blkr), Asang/Nilem (Osteochilus brachmoides) dan Rinuak. Spesies ikan lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah, Turiak/turiq (Cyclocheilichthys de Zwani), Lelan/Nillem (Osteochilis vittatus), Sasau/Barau (Hampala mocrolepidota) dan Gariang/Tor (Tor tambroides).

Kemudian, spesies ikan Kapiek (Puntius shwanefeldi) dan Balinka/Belingkah (Puntius Belinka), Baung (Macrones planiceps), Kalang (Clarias batrachus), Jabuih/Buntal (Tetradon mappa), Kalai/Gurami (Osphronemus gurami lac) dan Puyu/Betok (Anabas testudeneus).

Selanjutnya, spesies ikan Sapek/Sepat (Trichogaster trichopterus), Tilan (mastacembelus unicolor), Jumpo/Gabus (Chana striatus), Kiuang/Gabus (Chana pleurothalmus) dan Mujaie/Mujair (Tilapia pleurothalmus).

Dengan hanya ada 19 spesies ikan yang hidup di Danau Singkarak menunjukkan keanekaragaman ikan di tempat itu tidak telalu tinggi. Kondisi mesogotrofik Danau Singkarak yang menyebabkan daya dukung habitat ini untuk perkembangan dan pertumbuhan organisme air seperti plankton dan betos, sangat terbatas.Dari beberapa kali penelitian menunjukan populasi plankton dan betos di Danau Singkarak sangat rendah.Padahal komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton) merupakan basis dari terbentuknya suatu mata rantai makanan dan memegang peranan sangat penting dalam suatu ekosistem danau.Kondisi tersebut, menyebabkan sumber nutrisi utama ikan secara alamiah umumnya adalah berbagai jenis plankton dan bentos.

Sumatera Barat (West Sumatera, Indonesia)


Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Sumatera Barat berpenduduk sebanyak 4.846.909 jiwa dengan mayoritas beretnis Minangkabau yang seluruhnya beragama Islam. Provinsi ini terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.

Secara geografis, Provinsi Sumatera Barat terletak pada garis 00 54’ Lintang Utara sampai dengan 30 30’ Lintang Selatan serta 980 36’ sampai dengan 1010 53’ Bujur Timur dengan total luas wilayah sekitar 42.297,30 Km2 atau 4.229.730 Ha termasuk ± 391 pulau besar dan kecil di sekitarnya.

Secara administratif, Wilayah Provinsi Sumatera Barat
berbatasan langsung dengan:
  1.      Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Utara.
  2.      Sebelah Selatan dengan Provinsi Bengkulu.
  3.      Sebelah Timur dengan Provinsi Riau dan Jambi.
  4.      Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.
sumber : http://id.wikipedia.org
               www.sumbarprov.go.id